Ada apa dengan Schizophrenia??

schizophrenia.... banyak orang awam yang ga terlalu tahu tentang penyakit ini.....

di Indonesia sendiri penderita schizophrenia itu mencapai 3 sampai 5 per 1000 penduduk... mayoritas penderita berada di kota besar...

Schizophrenia yang dalam bahasa awam berarti sakit jiwa alias gila. Seseorang dikatakan terkena Schizophrenia jika limitasi dan judgement terhadap realitasnya berubah dengan kata lain kesadaran mereka berubah, bukan menurun seperti orang yang gegar otak.

Beberapa type dari Schizophrenia :

1. Schizophrenia Hebephrenic ( Tingkahnya seperti anak kecil )
Penderitanya sering senyum-senyum sendiri atau melakukan gerakan - gerakan yang aneh ( Pengalaman gue, banyak yang kena ini karena salah menafsir ajaran agama, atau olah kanuragan / tenaga dalam, atau yang salah menafsir filosofi. Teori bilang kurang mampunya daya imaginasi abstraksi sehingga berakobat demikian )

2. Schizophrenia Paranoid ( Waham Curiganya sangat menonjol )
Type ini sering kali nampak menakutkan karena sikap mereka yang sering tampak marah / waspada. Hal ini disebabkan karena mereka " mendengar suara-suara / Halusinasi Auditorik yang mengancam keselamatan diri / keluarga ( Waham Kejar )"

3. Schizophrenia Simplex
Type ini adalah yang paling buruk, seringkali mereka tampak luntang - lantung di jalan dan tidak merawat diri. Sulit membaik karena sering penyebabnya tidak ketahuan dan sudah berlangsung lama.


Para Psikiater membedakan gejala serangan schizophrenia menjadi 2, yaitu gejala positif dan negatif:

1. Gejala positif
Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak mampu menginterpretasikan dan merespon pesan atau rangsangan yang datang. Penderita schizophrenia mungkin mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada tubuhnya. Auditory hallucinations, gejala yang biasanya timbul, yaitu penderita merasakan ada suara dari dalam dirinya. Kadang suara itu dirasakan menyejukkan hati, memberi kedamaian, tapi kadang suara itu menyuruhnya melakukan sesuatu yang sangat berbahaya, seperti bunuh diri.
Penyesatan pikiran (delusi) adalah kepercayaan yang kuat dalam menginterpretasikan sesuatu yang kadang berlawanan dengan kenyataan. Misalnya, pada penderita schizophrenia, lampu trafik di jalan raya yang berwarna merah kuning hijau, dianggap sebagai suatu isyarat dari luar angkasa. Beberapa penderita schizophrenia berubah menjadi seorang paranoid. Mereka selalu merasa sedang diamat-amati, diintai, atau hendak diserang.
Kegagalan berpikir mengarah kepada masalah dimana penderita schizophrenia tidak mampu memproses dan mengatur pikirannya. Kebanyakan penderita tidak mampu memahami hubungan antara kenyataan dan logika. Karena penderita schizophrenia tidak mampu mengatur pikirannya membuat mereka berbicara secara serampangan dan tidak bisa ditangkap secara logika. Ketidakmampuan dalam berpikir mengakibatkan ketidakmampuan mengendalikan emosi dan perasaan. Hasilnya, kadang penderita schizophrenia tertawa sendiri atau berbicara sendiri dengan keras tanpa mempedulikan sekelilingnya.
Semua itu membuat penderita schizophrenia tidak bisa memahami siapa dirinya, tidak berpakaian, dan tidak bisa mengerti apa itu manusia. Dia juga tidak bisa mengerti kapan dia lahir, dimana dia berada, dan sebagainya.

2. Gejala negatif
Penderita schizophrenia kehilangan motivasi dan apatis berarti kehilangan energi dan minat dalam hidup yang membuat penderita menjadi orang yang malas. Karena penderita schizophrenia hanya memiliki energi yang sedikit, mereka tidak bisa melakukan hal-hal yang lain selain tidur dan makan. Perasaan yang tumpul membuat emosi penderita schizophrenia menjadi datar. Penderita schizophrenia tidak memiliki ekspresi baik dari raut muka maupun gerakan tangannya, seakan-akan dia tidak memiliki emosi apapun. Tapi ini tidak berarti bahwa penderita schizophrenia tidak bisa merasakan perasaan apapun. Mereka mungkin bisa menerima pemberian dan perhatian orang lain, tetapi tidak bisa mengekspresikan perasaan mereka.
Depresi yang tidak mengenal perasaan ingin ditolong dan berharap, selalu menjadi bagian dari hidup penderita schizophrenia. Mereka tidak merasa memiliki perilaku yang menyimpang, tidak bisa membina hubungan relasi dengan orang lain, dan tidak mengenal cinta. Perasaan depresi adalah sesuatu yang sangat menyakitkan. Di samping itu, perubahan otak secara biologis juga memberi andil dalam depresi. Depresi yang berkelanjutan akan membuat penderita schizophrenia menarik diri dari lingkungannya. Mereka selalu merasa aman bila sendirian. Dalam beberapa kasus, schizophrenia menyerang manusia usia muda antara 15 hingga 30 tahun, tetapi serangan kebanyakan terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Schizophrenia bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal jenis kelamin, ras, maupun tingkat sosial ekonomi. Diperkirakan penderita schizophrenia sebanyak 1 % dari jumlah manusia.

sekrang schizophrenia dapat dsembukan dengan cara...

Terapi
Sejak tahun 1950-an sudah ditemukan obat bagi penderita schizophrenia. Obat yang disebut neuroleptics ini mampu mengurangi gejala kegilaan yang muncul pada penderita schizophrenia. Menurut Dadang, obat schizophrenia versi lama hanya menyembuhkan gejala positif schizophrenia, seperti gampang mengamuk dan gemar berteriak-teriak. Sayangnya, obat tersebut tidak menyembuhkan gejala negatif schizophrenia. Penderita schizophrenia yang mengonsumsi obat versi lama masih sering tampak bengong dan gemar melamun.
Sementara obat schizophrenia versi baru, menurut pengakuan Dadang, berhasil menyembuhkan gejala negatif sekaligus positif. Persoalannya, obat yang harus dikonsumsi satu kali sehari tersebut dijual dengan harga 50 ribu rupiah per bijinya. Padahal, penderita schizophrenia harus mengonsumsi obat tersebut antara tiga sampai enam bulan.

Selain terapi obat, penderita schizophrenia juga mendapatkan terapi konsultasi. Melalui konsultasi, maka pasien bisa dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan lingkungannya. Keluarga dan kawan merupakan pihak yang juga sangat berperan dalam membantu pasien bersosialisasi.
Dalam kasus schizophrenia akut, pasien harus mendapat terapi khusus dari rumah sakit. Kalau perlu, ia harus tinggal di rumah sakit tersebut untuk beberapa lama sehingga dokter dapat melakukan kontrol dengan teratur dan memastikan keamanan penderita.
Tapi sebenarnya, yang paling penting, adalah dukungan dari keluarga penderita. Karena jika dukungan ini tidak diperoleh, bukan tidak mungkin para penderita mengalami halusinasi kembali.
Posted on 18.43 by ice_ghost and filed under | 1 Comments »

Mimpi, Harapan dan cita - cita...

"Gapailah cita - citamu setinggi langit, sebab apabila kamu terjatuh kamu masih terduduk di antara bintang - bintang."

-anonim-


quote diatas emang bermakna banget bagi orang - orang yang masih percaya mimpi, harapan dan cita - cita...

dewasa ini manusia semakin takut untuk bermimpi, berharap dan bercita - cita... mereka terlalu terlena dengan kemudahan dan kenyamanan serta kemapanan... tidak ada yang salah dengan itu semua...

namun, kita perlu melihat seksama kita manusia .... MANUSIA!!!!

tanpa mimpi, harapan dan cita - cita kita cuma makhluk dan bukan manusia....

apakah sekarang mimpi, harapan dan cita - cita sudah tidak penting lagi.... lalu apa yang membuat itu semua tidak penting????????

Plato pernah mengatakan tentang sebuah gua yang berisi kenyamanan dan keteraturan... orang - orang disana menghadap ke dalam gua dengan ditemani sebuah api unggun... dalam gua tersebut terlihat siluet - siluet bayangan tentang kejelekan dunia... sehingga orang - orang di dalam gua menganggap dunia luar dunia yang "chaos"...

namun suatu saat salah satu orang tersebut keluar dari gua dan melihat kenyataan yang berbeda di luar gua masih banyak keindahan...
saat orang itu kembali dan menceritakan apa yang dilihatnya di luar, tak seorang pun yang percaya dan akhirnya orang itu mati...

yah keberanian melihat keluar itulah yang sekarang perlu dilakukan pleh orang - orang... kita perlu melihat keluar, kita perlu berani keluar dari kenyamanan dan mengejar mimpi, harapan dan cita - cita...


tak perlu melihat hasil dari mimpi, harapan dan cita - cita... yang penting adalah bagaimana proses kita mencapai mimpi, harapan dan cita - cita itu....

terlalu memikirkan konsekuensi akan membuat kita berhenti bermimpi...

mengejar mimpi, harapan dan cita - cita adalah suatu proses yang sering dijalani manusia... maka jangan terlena dengan kenyamanan dan kemapanan..


"mimpi, harapan dan cita - cita adalah perbedaan yang membuat kita berbeda dengan maskhluk lain"
-manusia-
Posted on 03.59 by ice_ghost and filed under | 0 Comments »

My Angel Sweetheart

Cinta emang membingungkan sekali....

aku cinta ma seorang cewek dan walaupun pernah ditolak kenapa sih aq ga bisa melupakan dia sama sekali.....

yup kita mulai aja ceritanya...

tahun 2008 bulan Agustus tanggal 19 Agustus hari pertama ketemu dia yah waktu itu H-1 sebelum OSPEK.... aku belum kenalan bahkan ga tau namanya tapi sekilas anaknya rame banget....

tanggal 20 - 21 agustus 2008 selama Ospek

yup aku mulai kenal dia n belum terlihat menarik bagiku... kuakui senyumnya manies banget cz dy lebih suka tersenyum (dulu....) n yang kutahu dia dari Nganjuk he 2x... tetangga kotaku...

namun yang membuat ku jatuh cinta ma dia bukan senyum, wajah atau yang lain... tapi sikapnya ma ibuku..... yup dia pernah ketemu ibuku dan dia menunjukkan sikap hormat dengan mencium tangan ibuku.... (gila aku nganggap waktu itu dia rame banget dan ga ada wajah dapat melakukan hal itu) yah aku yang tiap hari ospek bertengkar jadi sadar bahwa cewek niy different....

yah tanggal 24 agustus 2004 yah.... niy hari ulang tahunnya....
sayang aku hanya bisa ngucapin salam tanpa beri dia hadiah...

setalah itu aku mulai deket ma dia.. smsan pergi bareng ke kampus...
ikut Lembaga Pers Mahasiswa pun gara - gara dia..
sampe nyari tugas n buku ma dia.... semakin lama aku semakin sayang ma dia....
bagiku dia cewek yang manies...

semakin hari aku semakin mantap ma dia....

n saat kuajak dia berdua ke Cangar dia mau... yah (cangar tuh tempat wisata mandi air panas...) bagiku senyum dia waktu itu waktu mengagumi pemandangan cukup bermakna di hatiku..

dan ucapan terima kasihnya sudah cukup.....

dan tanggal 18 November 2008 aku tembak dia.....

dengan menyiapkan skenario aku nembak dia di tengah jalur lilin dan lilin yang membentuk gambar hati aku mantapkan diri tapi... aku ditolak dengan alasan bla... bla... bla... (sebenarnya dia udah punya pacar anak UMM ) gobloki....

n akibat itu aku sempat down tapi....

sekarang aku kan tetap sayang ma dia n aku dengar dia sekarang dah putus namun sikapnya sudah tidak seperti dulu lagi.....

namun kuhrap dia tahu bahwa aku mencintainya tanpa syarat apapun dan ikhlas dan aku tetap YOUR GUARDIAN ANGEL

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
-Sapardi Djoko Damono-


nih fot cewek itu




Kamu tak tahu rasanya hatiku
Saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya
Jadi diriku, yang masih cinta

Kamu tak tahu hancurnya hatiku
Saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya
Jadi diriku, yang masih cinta
-masih cinta, kotak-


I don't want the world to see me
Cuz I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am
-IRIS, GOO GOO Dolls-
Posted on 07.45 by ice_ghost and filed under | 0 Comments »

Hidup....

Makna Hidup adalah ketidakpastian...

tujuan hidup adalah "tanya" dan "jawab"

Arti hidup mengejar impian dan cita - cita serta belajar dari pengalaman....


gunakan hati jangan mata dan telinga...

dengarkan jiwa dan perasaan kemudian ukur dengan logika...

hidup adalah pilihan dan ketidakpastian...
Posted on 20.16 by ice_ghost and filed under | 0 Comments »

Rehumanize

rehumanize

“Bagi Umat Manusia, manusia itu suci”

Slogan humanisme dunia dari dulu hingga sekarang ...

Humanisme mungkin belum banyak yang tahu apa itu humanisme, humanisme adalah suatu pandangan hidup yang menempatkan individu sebagai fokus utama. Dan menurut saya humanisme tidak mirip dengan pandangan bahwa manusia pusat segalanya (antroposentris). Dalam artikel ini saya tidak akan membahas terlalu dalam tentang humanisme, saya akan fokus dalam “Rehumanize”.
Rehumanize atau rehumanisasi berarti kembali menjadi manusia, pertanyaannya mengapa? Dewasa ini karena berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin kompleksnya permasalahan hidup manusia mulai kehilangan sifat dan sikap sebagai seorang manusia atau dengan kata lain ”dehumanisasi”. Contoh dari dehumanisasi telah banyak terjadi namun seringkali hanya dianggap remeh dan fenomena yang biasa. Mungkin kita dapat tarik contoh melalui kasus Sumanto (mantan manusia kanibal), Sumanto memakan mayat terus kemudian berkembang pertanyaan beneran dia manusia?? kok tega ya?? Atau timbul pertanyaan mengapa?. Dalam kasus itu benarkah manusia mampu melakukannya, atau kita ambil contoh lain seperti kasus Ryan yang dijuluki “Penjagal dari Jombang” dia mampu melakukan pembunuhan hampir 11 kali dan itu hanya gara – gara uang serta cinta sesama jenis.. hufff (tarik napas panjang).
Di masyarakat kota bahkan pedesaan nilai – nilai sebagai manusia mulai menghilang mereka telah kehilangan identitas sebagai manusia. Perilaku sebagian besar masyarakat semakin lama semakin mirip robot yang hanya punya satu orientasi yaitu menyelamatkan hidupnya sendiri (egois amat). Perkembangan teknologi juga merupakan salah satu media yang mempercepat dehumanisasi, perkembangan teknologi saat ini mengarahkan manusia untuk menjadi makhluk yang individualistik, namun bukan maksud menyalahkan teknologi tetapi kembali ke manusianya lagiya T_T. Rehumanisasi harus dilakukan sebelum manusia menjadi makhluk lain (hewan tuh^^) manusia itu makhluk multi dimensi, manusia tidak hanya makhluk individu melainkan makhluk sosial.
Yup contoh di atas mungkin membuat kita sedikit merenungi benarkah kita sudah seburuk itu sebagai manusia. Apabila kita renungi banyak dari masyarakat mulai kehilangan sifat sebagai manusia bahkan mungkin kita sendiri. Lalu bagaimana sikap sebagai manusia itu? atau menjadi manusia kembali? Sikap yang memanusiakan orang lain harus kita pupuk kembali, contoh tolong menolong, toleransi, ramah, saling menghargai dan menghormati. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna.


“Apabila manusia kehilangan jiwa sebagai manusia, maka akal dan pikiran yang diberikan Tuhan hanya merupakan sampah tidak berguna”.
-Penulis-

”dalam perjalanan mereka satu hari ini, banyak yang sudah didapatkan diantara sekumpulan makhluk Tuhan bernama manusia dan banyak juga yang telah mereka lepaskan. Manusia mendapatkan sesuatu dari manusia lain. manusia melepaskan sesuatu dari manusia lain, atau mungkin ada juga manusia yang menjadi manusia kembali karena manusia lain.
-Donny Dhirgantoro, 5 cm-
Posted on 21.11 by ice_ghost and filed under | 0 Comments »

Cinta atau Obsesif Kompulsif

mungkin dewasa ini semua orang mulai melupakan arti cinta sebenarnya…..

sekarang cinta mulai dipahami sebagai obsesi yang kompulsif, merasa harus memiliki orang yang dicintai tanpa melihat sekitar terlalu terobsesi…

cinta dan ingin memiliki orang lain tidak salah…

tetapi manusialah yang sering salah mengartikan cinta tersebut…

cinta ada bukan untuk dimiliki oleh kita atau orang yang kita cintai…

cinta ada untuk diperjuangkan entah apapun hasil yang akan kita dapat… cinta ada untuk semua orang untuk diperjuangkan dan untuk direnungi….

tak ada yang salah dalam mencintai asalkan kita tetap membuka mata dan melihat sekitar kita…. jangan terlalu terobsesi untuk memiliki cinta itu bahkan tidak segan2 melukai…

itu bukan cinta sebab cinta tidak memaksa…

semakin dia ingin memiliki orang itu maka itu bukan cinta melinkan obsesi, obsesi yang mungkin terlalu berlebihan..
Posted on 20.57 by ice_ghost and filed under | 0 Comments »

dimensi historis

Dimensi Historis

Sejarah atau history merupakan hal penting yang terjadi dalam manusia, semua manusia pasti mengalami yang namanya sejarah. Lalu mengapa sejarah begitu penting? Banyak hal yang dapat dipelajari dari sejarah, bahkan seorang pemimpin besar Ir. Soekarno selalu mengatakan jangan pernah merupakan sejarah (Jasmerah). Sejarah sendiri dapat diartikan sebagai seluruh kejadian yang terjadi di masa lampau.

Theodore Adorno memandang sejarah sebagai mesin neraka (Machine Infernal). Dengan melihat sejarah sebagai mesin neraka Adorno melukiskan pesimisme yang mendalam, kepekaannya terhadap produksi massalkarya – karya budaya, terhadap yang disebutnya sebagai “mesin perbudakan massa” serupa rousseau-isme naif di Perancis.

Menurut filsuf Spanyol Jose Ortega y Gasset ada 2 macam perubahan di dunia. 2 macam perubahan itu pertama, ada yang berubah pada dunia dan yang kedua, dunia itu sendiri yang berubah. Dalam perubahan pertama sesuatu yang berubah di dalam dunia. Aktor – aktor sejarah berubah, namun wajah dunia tetap sama. Sedangkan dalam perubahan yang kedua, wajah dunia yang berubah.

Dalam pandangannya tentang wajah dunia yang berubah Jose mengambil contoh tentang perubahan di Eropa lewat renaisans, perubahan di Eropa itu menyebakan terjadi diskontinuitas dengan masa lalu lewat suatu tahapan krisis. Keyakinan – keyakinan lama tak lagi berlaku dan dapat dipegang sedangkan keyakinan – keyakinan baru belum muncul, terjadi disorientasi sosial dimana orang tidak menghayati hidupnya secara autentik.

Orang menghayati hidupnya sebagai aku yang terbawa arus, aku yang ikut – ikutan, aku yang tak mau bertanggung jawab. Ortega menggambarkan hidup yang kosong itu sebagai vita minima, hidup tanpa keyakinan – keyakinan positif. Tidak autentik atau hidup yang lebih labil.

Hidup adalah memiliki keyakinan – keyakinan, mempercayai sesuatu tentang dunia dan diri sendiri. Kevakuman itu menjadi persemaian keyakinan – keyakinan baru. Muncullah manusia baru yang autentik, the responsible I. Aku yang bertanggung jawab atas masa depan sendiri dan masa depan orang lain. Dunia menjadi baru.

Dua filsuf diatas memberi tanggapan yang berbeda tentang sejarah, Adorno menggambarkan sejarah sebagai mesin neraka sedangkan Jose Ortega lebih pada perubahan – perubahan dari wajah dunia.

Martin Heidegger memiliki pandangan bahwa temporalitas mengadanya manusia adalah dasar bagi historisitas (kesejarahan) manusia. Menurut Heidegger manusia adalah Ada-historis, Ada yang berlangsung dalam sejarah. Waktu historis Ada adalah “peristiwa” aktual yang telah, sedang dan akan berlangsung secara berkelanjutan (history in the making). Sebagai suatu “peristiwa” aktual, waktu historis hanya berlangsung dalam hubungannya dengan mengadanya manusia dan diberi bentuk dan warna oleh manusia.(Abidin Zainal, 166).

Heidegger mengungkapkan pentingnya mengungkap historitas agar bisa menangkap makna eksistensi. Historitas menunjukkan bahwa tiap individu adalah ahli waris dari masa lalu. Namun walaupun manusia terikat dengan masa lalu lantas tidak menjadikan manusia sebagai Ada yang dirantai (dideterminir) oleh masa lalu. Dalam keterikatan itu, terdapat ruang bagi manusia untuk mengambil alih warisan itu dan dengannya manusia membangun manusia masa kini dan merancang bagan untuk orientasi ke masa depan. Kebebasan manusia terletak pada kenyataan bahwa ia mampu menerima masa lalu demi merebut masa depan, sedemikian rupa untuk menuju Adanya sendiri.

Dari pernyataan diatas Heidegger mengungkapkan tentang manusia tidak boleh larut dalam masa lalu, masa lalu tidak boleh menyebabkan manusia tidak berkembang. Masa lalu merupakan batu pijakan untuk membangun masa depan, kita belajar dari masa lalu agar semua kesalahan dalam masa lalu tidak terulang sedangkan sesuatu yang baik kita pertahankan.

Orang yang terkurung dalam masa lalu hanya akan bersikap pesimis pada masa depan, manusia tidak berkembang dan akhirnya tidak terjadi perubahan yang lebih baik dalam dirinya. Sejarah tak dapat diulang namun setiap kejadiannya pasti berpengaruh pada masa depan.

Posted on 23.45 by ice_ghost and filed under | 0 Comments »

pecinta alam? pengubahan citra??

Pecinta alam sering diasosiasikan negatif oleh masyarakat pada umumnya. Hal ini terutama dikaitkan dengan perilaku individu maupun kelompok yang sering mengabaikan norma-norma sosial dalam pengekspresian pola pikir, ideologi maupun afeksifitas. Setiap komunitas memiliki idealisme dan norma kelompok yang membedakan komunitas yang satu dengan komunitas yang lain. Tak terkecuali komunitas-komunitas kepencintalaman. Norma-norma dan idealisme ini merupakan hal yang prinsipal dan mendasar sehingga bila pada suatu titik norma-norma kelompok itu berbenturan dengan norma kolektif masyrakat, kompromi akan sulit dilakukan.

Pecinta Alam dan Pengubahan Citra

Pecinta alam sering diasosiasikan negatif oleh masyarakat pada umumnya. Hal ini terutama dikaitkan dengan perilaku individu maupun kelompok yang sering mengabaikan norma-norma sosial dalam pengekspresian pola pikir, ideologi maupun afeksifitas. Setiap komunitas memiliki idealisme dan norma kelompok yang membedakan komunitas yang satu dengan komunitas yang lain. Tak terkecuali komunitas-komunitas kepencintalaman. Norma-norma dan idealisme ini merupakan hal yang prinsipal dan mendasar sehingga bila pada suatu titik norma-norma kelompok itu berbenturan dengan norma kolektif masyrakat, kompromi akan sulit dilakukan. Salah satu norma harus diabaikan dengan segala konsekuensi. Yang terjadi umumnya norma kolektif masyrakatlah yang terabaikan. Ini yang menjadi masalah, masyarakat menjustifikasi komunitas kepencintaalaman tidak bernorma dalam perilaku kesehariannya. Pada dasarnya norma itu tetap ada namun dengan proporsitas yang lebih pada kebebasan. Inilah yang menjadi titik tolak berkembangnya citra negatif pada komunitas kepencinta alaman.
Manusia secara kodrati memang tertarik pada kebebasan. Tak tanggung-tanggung filsuf sekaliber Nietzche misalnya, menjadikan kebebasan sebagai tujuan dari hidup manusia, yang dijelaskannya tak mungkin tercapai bila individu tak berusaha menjadi adimanusia. Kebebasan sendiri membawa dilema. Manusia selalu merasa tidak puas pada keadaan dirinya, hingga ketika ia telah menggenggam kebebasan itu pada suatu titik ia akan merasa jengah akan kebebasan itu sendiri. Ketika kejengahan terjadi, manusia menjadi lebih dapat menghargai aturan. Ini mungkin dapat dijadikan pembelaan bagi pola perilaku yang dianut oleh komunitas kepencintalaman. Tapi masyarakat butuh sesuatu yang lebih kongkrit untuk mengubah prasangka negatifnya terhadap sebuah komunitas tak sesuai norma.
Mengapa persepsi negatif tersebut harus diubah? Karena dalam operasionalnya toh sebuah komunitas akan dibenturkan dengan komunitas yang lain di dalamnya akan ada sebuah hubungan resiprok, saling tergantung, saling membutuhkan. Komunitas itu juga berada dalam sebuah komunitas yang lebih besar lagi dengan ketergantungan yang lebih besar pula. Memang perlu kompromi agar pengubahan persepsi tersebut dapat terwujud. Tapi untuk mengakomodir hal tersebut, bukankah berarti harus pula mengubah ideologi, prinsip, dan singkatnya mengubah ‘wajah’ sebuah komunitas? Maka langkah yang lebih cerdik perlu dilakukan.
Menaikkan posisi tawar dengan menawarkan apa yang kita punya (dalam hal ini komunitas kepencinta alaman) bisa dijadikan alternatif pilihan. Ketika kita berhasil memberikan kontribusi positif pada komunitas yang lebih besar maka penghargaan bukan tidak mungkin dapat kita tuai. Penghargaan ini dapat berupa rasa percaya maupun persepsi positif terhadap komunitas kita.
Masih berbicara tentang nilai tawar dalam ruang lingkup global tanpa sekat-sekat komunitas (dimana kita berdiri sendiri-sendiri sebagai individu). Sekedar nilai akademis saja tak akan cukup untuk ‘menjual diri’. Dunia yang semakin berkembang menuntut kita untuk memiliki ‘nilai tambah’ agar dapat ‘laku’ dalam pangsa kerja. Seperti apa nilai tambah itu? Nilai tambah ini dikemas dengan istilah soft skills. Soft skills tidak terefleksikan lewat angka-angka tetapi pola pikir dan perilaku. Pada dunia yang terus berkembang ke arah kapitalisme dan materialisme, soft skills inilah yang natinya akan laku keras. Soft skills meliputi skill-skill lainnya, seperrti learning skills, thinking skills, sampai leadership skills. Learning skill merupakan ketrampilan yang dapat digunakan untuk selalu mengembangkan diri melalui proses belajar yang selalu berkelanjutan, sedang thinking skills merupakan suatu keterampilan yang berkaitan dengan pola pikir terutama dalam kaitannya dengan proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dan living skills adalah keterampilan hidup yang terdiri dari tanggung jawab, daya juang, keterampilan membangun dan memelihara hubungan sosial, kematangan emosi serta kemampuan mengelola diri.
Lantas apa kaitannya soft skills dengan komunitas pecinta alam dan reputasi negatif yang terlabel padanya? Komunitas pecinta alam dengan segala aktivitasnya mampu secara autodidak (tanpa training-training yang menghabiskan biaya itu) mengembangkan skill-skill yang memang harus dikembangkan dalam rangka pencapaian soft skills. Coba tengok Leadership Skills, leadership skills meliputi visi, pemahaman, common sense, kemantapan pengambilan keputusan, pemilikan keyakinan, semangat, motivasi serta kerjasama. Aplikasi dari keseluruhan aspek tersebut terepresentasikan lewat kegiatan-kegiatan operasional yang secara kontinyu dilakukan oleh komunitas kepencintaalaman.
Dalam kegiatan-kegiatan tersebut untuk dapat survive langsung maupun tak langsung kemampuan-kemampuan tersebut akan terasah dengan sendirinya. Pada dasarnya manusia memiliki kemampuan dasar untuk mengembangkan skill-skill tersebut di atas, tapi pengkondisian jelas merupakan faktor yang tak dapat diabaikan. Komunitas kepencintalaman memiliki intensitas yang lebih tinggi untuk tenggelam dalam situasi yang mengkondisikan terasahnya skil-skill tersebut.
Jika kita berbicara tentang suatu komunitas atau kelompok, maka tidak bisa dilepaskan dari ulasan tentang dinamika kelompok, proses manajerialnya, serta peran faktor kepemimpinan dalam memanage suatu kegiatan kelompok. Sebagai sebuah organisasi, kelompok pecinta alam terdiri atas dua individu atau lebih yang bersama-sama dalam suatu hubungan psikis tertentu, dimana kondisi individu mempunyai arti bagi individu yang lain, dan mereka saling pengaruh-mempengaruhi antara pribadi satu dengan yang lain (Kartono,1995). Dari ‘kesalingan’ tersebut akan terjalin hubungan aksi-reaksi yang menjadi indikasi adanya suatu dinamika dalam suatu koelompok tersebut.
Misalnya, dalam sebuah ekspedisi (pendakian, pengarungan, pemanjatan, dsb), dalam sebuah perencanaan, harus termaktub manajemen waktu, perjalanan, peralatan, dan opsi-opsi yang harus diperhatikan serta diputuskan bila bahaya menghadang. Kita dilatih untuk bisa disiplin dalam segala hal tersebut diatas. Kontrol emosipun dibutuhkan dalam berkegiatan ini. Bayangkan bila kita harus bekerja bersama dengan bermacam-macam tipe kepribadian dan dalam keadaan yang selalu berubah. Mau tidak mau kita dituntut untuk belajar mengerti keadaan orang lain, belajar menghargai satu sama lain, dimana akan menuju satu hal, yaitu bekerja sebagai sebuah tim. Bayangkanlah hal ini dalam skala yang lebih besar, yaitu dalam dunia kerja, maka kita sebagai penggiat kepecintaalaman setidaknya sudah memiliki gambaran tentang kondisi dunia kerja yang kurang lebih sudah didapat dari pengembangan dan pembelajaran dalam komunitas kepecintaalaman. Ini merupakan nilai tambah yang otomatis didapat dan memiliki nilai tawar di komnunitas mesyarakat. Tapi hal tersebut tidak lantas mengubah perspsi dan pandangan masyarakat terhadap komunitas kepecintaalaman. Disinilah letak dilemanya.
Disatu sisi hal ini memiliki nilai tambah yang positif tapi tetap tidak dapat langsung mengubah persepsi masyarakat terhadap komunitas kepecintaalaman. Usaha tersebut tentu saja memerlukam perjuangan keras dan usaha yang tak henti-henti sampai di satu titik dimana tercapai kesesuaian antara nilai-nilai yang dianut oleh komunitas kepecintaalaman dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, tentu saja setelah adanya kesesuaian persepsi diantara keduanya.

Posted on 22.17 by ice_ghost and filed under | 0 Comments »

university of life

University of Life….

mungkin belum banyak yang tau apa itu ….

yach bagi yang telah baca buku tetralogy Laskar pelangi mungkin tahu tentang hal itu.. yup mulai aja bahasannya… University of Life adalah suatu pengalaman yang didapat oleh kita dalam kehidupan sehingga kita dapat belajar dari pengalaman itu, banyak hal yang kita dapat dari pengalaman itu. atau lebih singkat di katakan sebagai kehidupan sebagai saran belajar atau mengembangkan diri

namun sebenarnya pengalaman apa sich yang dapat dijadikan pelajaran… semua pengalaman sebenarnya dapat kita jadikan bahan pelajaran entah itu buruk maupun baik karena itu pengalaman “milik sendiri” ….

kehidupan menyimpan jutaan rahasia dengan pengalaman kita mengambil sedikit demi sedikit rahasia tersebut.. jangan takut mencoba itulah makna pengalaman dan jangan takut belajar dari suatu pengalaman…

pengalaman “milik sendiri” akan berebada dengan pengalaman milik orang lain, jadi seseorang tidak dapat memaksakan pengalamannya itu kepada orang lain..

jadilah diri sendiri dengan pengalaman itu dan jadilah orang baik dengan pengalaman itu

Posted on 22.12 by ice_ghost and filed under | 0 Comments »